Zonajatim.com, Sidoarjo – Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras merah masih rendah. Padahal, beras merah memiliki banyak kelebihan dibandingkan beras biasa, seperti memiliki serat yang lebih tinggi dan kandungan vitamin yang lebih banyak. Hal tersebut menjadi fokus perhatian dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Ir Al Machfudz MM bersama anggota timnya Ir Sumarno MM dan Lilik Indayani MM.
Machfudz mengatakan bahwa rendahnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras merah disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, tekstur beras merah yang keras sehingga sulit dicerna. Beras merah merupakan sumber pangan yang mengandung GI lebih rendah daripada beras putih sehingga sering digunakan untuk diet dan makanan untuk orang penderita diabetes, penyakit jantung, diet dan sebagainya.
Beras merah sering kali dijadikan menu utama untuk diet karena kandungan serat dan nutrisinya yang tinggi dan baik untuk tubuh. Tapi, banyak yang tidak suka dengan cita rasanya karena hambar. Teksturnya juga terbilang keras.
“Hal tersebut menyebabkan beras merah mentah kurang diminati oleh masyarakat,” kata Machfudz MM, saat memberi menjalankan program pengabdian masyarakat dengan menberi pelatihan dan pengolahan beras merah dan penerapan teknologi internet pada UKM Dahlia’S Cake Desa Kalitengah Kec Tanggulangin Sidoarjo, Rabu (23/12/2020).
Karena itu, dia membuat terobosan agar minat masyarakat untuk mengkonsumsi beras merah semakin meningkat. Yakni dengan membuat varian produk beras merah yang diolah secara sederhana yakni ditumbuk menjadi bubuk tepung dan disangrai dengan halus.
Machfudz menerangkan, hasil olahan itu bisa dipakai sebagai variasi produk beras merah melalui proses pembuatan kue, minuman serta bubur yang sehat bagi penderita diabetes.
“Hasilnya tentu saja mutu varian beras merah yang dihasilkan menjadi lebih mudah dimasak dan nilai gizinya sama dengan beras merah asli, mudah dicerna tubuh sehingga lebih diminati oleh masyarakat luas,” terang dosen Fakultas Sains dan Teknologi Umsida ini.
Terobosan tersebut diperkenalkan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) atau Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang dilaksanakan di UKM Dahlia’S Cake Desa Kalitengah Kec Tanggulangin Sidoarjo, Rabu (23/12/2020).
Kegiatan tersebut meliputi pengenalan varian produk beras merah, pelatihan dan pendampingan produksi, sosialisasi, dan strategi pemasaran produk olahan beras merah dengan internet.
Ny Milla salah satu peserta UMKM kue mengatakan sangat terbantu dengan pendampingan yang dilakukan Umsida untuk variasi produk olahan beras merah. “Jika kami saat ini membikin donat dari tape, maka nantinya kami juga akan membikin kue donat dari beras merah,” biar masyarakat tidak jenuh dengan olahan beras merah yang ada selama ini yakni sebagai olahan nasi saja dicampur jagung dan beras,” katanya.
Hal sama juga disampaikan Ny Isna kartini yang antusias adanya varian olahan beras merah. “Saya akan bikin berbagai kue atau minuman dari beras merah ini akan diminati langganan saya yang selama ini mengkonsumsi beras merah sebagai nasi,” katanya.
Produk UMKM makanan mendapat perhatian Machfudz bersama dosen Umsida lainnya. Hal ini dikarenakan, produk makanan tersebut banyak diminati masyarakat. Namun, mereka kurang paham akan variasi produk dan pemasaran secara online. “Karena di lingkungan rumah saya, para penggiat UMKM makanan kurang paham tentang pemasaran online, padahal sarana internet bisa dimanfaatkan selama covid-19 untuk memasarkan produk mereka,”jelasnya.
Inovasi olahan produk berfungsi sebagai identitas produk, daya tarik bagi pembeli, sarana promosi bagi konsumen, serta alat informasi dan komunikasi bagi konsumen. Sedangkan untuk meningkatkan nilai jual produk dan mudah di kenal oleh khalayak, pemasaran online dilakukan dengan memanfaatkan sosial media, tambahnya. sp