Zonajatim.com, Sidoarjo – Kehadiran UKM merupakan dasar bagi pertumbuhan perekonomian banyak negara didunia, termasuk di indonesia. Permasalahan UKM di Indonesia biasanya sangat mendesak seperti kurangnya aset keuangan, terbatasnya teknologi, kurangnya fasilitas, sempitnya pemasaran, kurangnya manajemen mutu, peraturan administrasi yang tidak memadai dan daya beli yang terbatas.
Peran UKM dalam perekonomian suatu negara sangatlah penting. UKM melambangkan kekuatan pembangunan ekonomi sebuah negara. Pentingnya UKM sebagian besar berkaitan dengan sebutan mereka sebagai tulang punggung ekonomi pembangunan. Bila dibandingkan dengan perusahan besar, UKM memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan lingkunganya. Oleh karena itu, keberadaan UKM, menjadi penting sebagai penggerak kewirausahaan dan pembangunan ekonomi.
Dalam perkembangannya, UMKM mengalami kendala yang datang dari internal dan eksternal. Kendala internal adalah (1) 60-70% UMKM belum mendapatkan akses pembiayaan perbankan; (2) Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi produksi terbaru; (3) Pemasaran produk masih cara sederhana; (4) Mayoritas belum memiliki badan hukum; (5) Mayoritas belum memiliki sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik. Sedangkan kendala dari eksternal adalah (1) Koordinasi antar stakeholder belum padu; (2) Kebanyakan UMKM menggunakan teknologi yang masih sederhana; (3) Keterbatasan akses terhadap bahan baku. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, UMKM perlu melakukan inovasi terhadap produk/jasa yang ditawarkan.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melalui sejumlah dosennya berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan UMKM Indonesia yang terdampak Covid-19. “Umsida sebagai institusi pendidikan dan pengabdian masyarakat ikut bertanggung jawab untuk melakukan penyelamatan dengan mendukung setiap langkah UMKM dan secara bertahap memberikan solusi permasalahan yang ada terutama di tengah pandemi,” ungkap Sumartik SE, MM selaku Ketua Tim Riset dan Abdimas Umsida, Rabu (23/12/2020).
Bersama dua kolega sebagai timnya yakni Misti Hariasih SE,MM dan Galuh Rutmana Hanum S.Si, M.Si, mereka melakukan Abdimas mengenai strategi Permodalan dan analisis Bankable untuk peningkatan kinerja bisnis UMKM Be’Jone dan UMKM Amanah Tulangan, Selasa (22/12/2020).

Menurut Sumartik SE, MM, dimasa pandemi Covid-19, UMKM kuliner sangatlah marak, banyak masyarakat yang membuka usaha kuliner di rumah maupun dijual di pinggir jalan. “Apalagi layanan online semakin banyak pesanan, maka kebutuhan akan permodalan sangat urgent di masa pandemi. Permasalahannya banyak UMKM yang belum paham syarat dan analisis usaha untuk bermitra dengan bank,” katanya.
Seperti yang dialami UMKM Be’Jone yang memproduksi Pizza, Nasi box, mie dan UMKM Amanah Tulangan yang memiliki produk nasi Gudeg dan Tumpeng. Mereka ini butuh pendampingan untuk difasilitasi mendapatkan bantuan permodalan dari pihak perbankan.
Terpanggil atas kondisi itu, lanjut Sumartik SE, MM dari Tim Abdimas Umsida hadir untuk memberikan pelatihan permodalan, analisis usaha yang bankable dan penyusunan katalog online untuk memajukan usaha mereka.
UMKM haruslah adaptif terhadap perubahan yang ada, mulai dari proses produksi, permodalan, manajerial dan pemasaran manual berubah menjadi online. “Lewat pelatihan ini para UMKM bisa mengajukan penambahan modal lewat perbankan secara benar dan masuk akal, sehingga proposalnya bisa diterima dan cair pinjaman modalnya untuk berkembangnya usaha mereka,” pungkasnya. sp