Zonajatim.com, Jakarta – Insiden pemeriksaan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) diharapkan tidak terulang lagi. Hal ini dapat menjadi gesekan dan ketidakharmonisan Babinsa sebagai prajurit TNI paling bawah yang selalu bersama-sama dengan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polri sebagai ujung tombak Kemanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Persoalan Babinsa ini bisa mengerucut ke tingkat elite TNI-Polri atas pencopotan Brigjen Junior Tumilaar karena membela Babinsa yang diperiksa pihak kepolisian. Kasad Jenderal Andika mencopot jabatan Brigjen Junior dari Inspektur Kodam XIII Merdeka kini ditempatkan sebagai Staf Khusus Kasad.”Babinsa TNI dan Bhabinkamtibmas Polri dibentuk sebagai ujung tombak tugas mulia Kamtibmas di tengah-tengah masyarakat mulai dari pedesaan hingga perkotaan. Keduanya merupakan paket yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok keprajuritan untuk memberikan rasa aman dan nyaman di lingkungan masyarakat, mengingat damai itu indah,” kata Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK), Gardi Gazarin, SH, dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (12/10/2021).
Lebih lanjut Ketua Forum Wartawan Polri (FWP) periode 2014 – 2016 itu berharap insiden pemeriksaan Babinsa di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), jajaran elite TNI-Polri bisa lebih sinergi mempersatukan prajuritnya dalam memberikan persembahan Kamtibmas.Tidak dapat dipungkiri kata wartawan senior yang sejak dekade 90-an hingga kini meliput di lingkungan Polri mengatakan, Babinsa berada di bawah Komando Rayon Militer, bagian dari Komando Distrik Militer dan Komando Resor Militer, yang menginduk pada Komando Daerah Militer, begitu juga Bhabinkamtibmas bagian dari Polsek, Polres yang berada di bawah komando Polda. Karena itu, Babinsa dan Bhabinkamtibmas merupakan ujung tombak Kamtibmas dari berbagai gangguan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
“Babinsa dan Bhabinkamtibmas ujung tombak yang mengetahui secara spesifik keadaan masyarakat sesungguhnya. Karena mereka setiap saat terjun di tengah tengah masyarakat baik mengedukasi secara door to door untuk memberikan ketentraman hingga menyelesaikan persoalan-persoalan maupun pertikaian antara warga seperti memberikan serta menyelesaikan dengan cara problem solving, hingga pertikaian tidak sampai berujung pada kasus pidana tetapi diselesaikan dengan musyawarah mufakat,” kata Gardi Gazarin.
ICK kata Gardi Gazarin mengharapkan insiden pemeriksaan Babinsa di Manado tidak terulang lagi di semua daerah guna mempertahankan sinergitas dan soliditas serta netralitas TNI-Polri yang menjadi ujung tombak di masyarakat. “Jangan sampai kembali terulang guna mencegah timbulnya gangguan Kamtibmas. Ke depan sinergitas dan soliditas TNI-Polri tetap mempertahankan atau mendukung kehidupan harmonis dan baik. ICK juga menghimbau Babinsa dan Bhabinkamtibmas terus semangat solid di bawah menjaga Kamtibmas,” ungkap Gardi Gazarin.
Sebelumnya, Inspektur Komando Daerah Militer (Irdam) XIII/Merdeka, Brigadir Jenderal (Brigjen) Junior Tumilaar yang mengecam tindakan PT Ciputra International/Perumahan Citraland, diduga menyerobot tanah milik warga, menulis surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Isi surat orang nomor tiga di Kodam Merdeka itu berisi keheranannya atas sikap Brimob Sulawesi Utara (Sulut) bersenjata yang mendatangi salah seorang personel Bintara Pembina Desa (Babinsa). Hal itu terkait pembelaan sang Babinsa kepada warga bernama Ari Tahiru (67 tahun), yang tanahnya disebut diserobot PT Ciputra International.Junior tidak terima ketika sang Babinsa membela rakyat kecil, berkonsekuensi harus dipanggil dan diperiksa aparat Polresta Manado, dan Ari yang merupakan warga buta huruf harus ditangkap aparat. Dia pun menulis surat di Kota Manado pada 15 September 2021, yang ditujukan kepada orang nomor satu di organisasi Polri.
Brigjen Junior merupakan abiturien Akademi Militer (Akmil) 1988 yang merintis karier di TNI AD di korps Zeni. Jenderal bintang satu itu pernah menjadi Komandan Kodim 021/Tapanuli Tengah, dan Staf Khusus Direktur Zeni Angkatan Darat (Dirziad).
Brigjen Junior menulis tangan surat terbuka membela rakyat kecil yang ditujukan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, karena tidak terima ketika Babinsa yang membela rakyat kecil berkonsekuensi dipanggil Polresta Manado. Surat Brigjen Junior juga ditembuskan ke Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, dan Panglima Kodam Merdeka Mayjen Wanti Waranei Franky Mamahit. Jk-03