Zonajatim.com, Sidoarjo – Persoalan sampah kini menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, setelah Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) di Jabon yang baru-baru ini sudah overload dan meluber. Akibatnya warga mengeluh karena sampah di tempat tinggal sudah beberapa hari menumpuk dan berbau karena tidak diangkut oleh petugas sampah ke TPA.
Mendapat keluhan masyarakat yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui timnya, Pasutri anggota dewan H Rahmat Muhajirin SH anggota Komisi II DPR RI dan Hj Mimik Idayana anggota Komisi D DPRD Sidoarjo langsung melakukan sidak ke TPA Jabon, Selasa (9/11/2021).
Di lokasi TPA, pasutri politisi dari Fraksi Gerindra ini, mendapat penjelasan langsung dari Edi Sulaksono SE, Kasi pengelolaan sampah juga Plt KUPT TPA Jabon, terkait kondisi pengelolaan sampah. Setiap hari menurut Edi, ada sekitar 500 ton sampah yang dikirim ke TPA ini. Setidaknya ada sekira 120 truk pengangkut sampah yang setiap hari masuk ke sana.
Ketinggian tumpukan sampah, menurut Edi, sudah di atas 10 meter bahkan ada sisi yang sudah 30 meter, dan space yang tersisa hanya kisaran 20 meter kubik. “Ratusan truk setiap hari beraktivitas seperti itu,” jelas Edi.
Muatannya bermacam-macam. Dump truk misalnya, bisa memuat 9-10 ton sekali angkut. Sampai saat ini, TPA Jabon masih menggunakan sistem open dumping. Sampah dari truk, diangkat dengan alat berat, ditumpuk dan kemudian diratakan.Memang ada alat komposting dan pencacah sampah. Namun belum sepenuhnya beroperasi.
Melihat kondisi gunungan sampah di TPA Jabon, anggota Komisi II DPR H Rahmat Muhajirin menyatakan kondisi TPA Jabon belum dalam status ‘darurat sampah’. Pasalnya, kondisi TPA Jabon yang luasnya 28 hektare, sedang yang dipakai untuk menampung sampah baru sekitar 8 hektare jadi masih sangat cukup untuk menampung sampah. “Kalau darurat sampah nampaknya masih jauh, namun bukan berarti itu membuat kita terlena dan diam saja dengan kondisi sampah saat ini,” ujar Rahmat Muhajirin.
Oleh karena itu Rahmat Muhajirin menyampaikan agar darurat sampah tidak benar-benar terjadi di Sidoarjo, dirinya berharap ada langkah pemilahan sampah mulai dari hulunya yakni dari rumah tangga. “Kita imbau para ibu rumah tangga untuk memilah sampah mulai dari rumah sebelum dibawa ke TPST, ini untuk mengurangi volume sampah sehingga saat berada di TPA, kondisi sampah sudah terurai dan mudah diolah.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Hj Mimik Idayana menambahkan dirinya akan mendorong ibu-ibu untuk lebih mendayagunakan bank sampah di tempat tinggalnya guna memilah sampah. “Melalui Dawisnya masing-masing, ibu-ibu kita dorong lebih aktif memilah sampah yang bisa didayagunakan secara ekonomis untuk dibawa ke bank sampah sehingga sampah yang sudah dipilah bisa dijual lagi dan ini tentu bisa membantu ekonomi ibu rumah tangga,” katanya.
Hj Mimik Idayana juga meminta kades untuk memanfaatkan Bumdes untuk membeli barang hasil pemilahan yang dilakukan ibu-ibu dengan harga kompetitif sehingga bank sampah di setiap pemukiman berjalan dengan lancar. “Kalau barang sampah rumah tanggal hasil pemilahan bisa dijual dan menghasilan uang, pasti ibu-ibu akan semangat melakukan pemilahan karena sudah ada yang membelinya,” tegasnya.
Sementara itu Pemkab Sidoarjo dalam jangka pendek selain akan mengoperasionalkan Sanitary Landfile di TPA Jabon untuk penanganan Sampah juga akan memperbanyak TPST Kawasan (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu). Selain itu, sampah yang ada di TPST dan TPA Jabon juga akan diolah menjadi Briket. Hal itu disampaikan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor (Gus Muhdlor) saat melakukan sidak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Rabu (3/11/2021). Penanganan sampah menurut Gus Muhdlor menjadi tanggung jawab bersama. Mulai dari hulu sampai hilir harus bersama – sama memikirkan. sp