Zonajatim.com, Sidoarjo – Anggota DPR/MPR dari Fraksi Partai Nasdem Willy Aditya menilai, Pancasila merupakan pegangan yang harus dipegang dengan menyelaraskan nilai-nilai norma agama. Karena ketika Pancasila hanya dipakai sebagai hapalan saja, maka nilai Pancasila tersebut tidak pernah bisa diresapi oleh seseorang.“Pancasila bukan sesuatu yang asing bagi kita. Karena keseharian kita merupakan perwujudan dari nilai Pancasila. Karenanya, Pancasila bisa kita aplikasikan dengan nilai norma keagamaan,” ujar Willy saat sosialisasi 4 pilar kebangsaan bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo, Kamis (21/7/2022).
Kegiatan sosialisasi 4 pilar dilakukan dalam dua sesi, pertama melibatkan sejumlah tokoh lintas agama dan kedua melibatkan para generasi muda lintas agama di Sidoarjo.
Menurut Willy, saat ini narasi kebangsaan dirasakan semakin kering dari praktik bernegara saat ini dan itu menjadi permasalahan yang dirasakan banyak kalangan untuk dihidupkan kembali. “Kita sudah terlalu lama menyaksikan metode sosialisasi Pancasila namun yang kita lihat justru kering dari semangat kebangsaan. Karena faktanya saat ini banyak kejadian yang bertolak belakang dengan nilai Pancasila,” kata Willy.
Dikatakan Willy, Pancasila bukan sesuatu hal asing yang dicari secara jlimet. “Kita perlu menguatkan ke-Indonesiaan. Apa artinya? Kita perlu menyadari keragaman adalah pembentuk sejati Indonesia. Walau kita berasal dari suku tertentu, yang perlu dibesarkan adalah kita merupakan Indonesia,” ujar Willy.

Politisi Partai NasDem ini menjelaskan menguatkan ke-Indonesiaan merupakan cara untuk menemukan kembali semangat dan bibit-bibit kebersamaan. Boleh saja suku-suku berbeda namun perbedaan suku itu bukan menjadi pemisah melainkan pemersatu. Melihat suku dengan sudut pandang yang lebih tinggi menurutnya akan menampilkan ke-Indonesiaan. “Bayangkan seekor elang melihat kumpulan binatang di tanah. Ada ayam, bebek, kucing, dan lainnya kalau dilihat dari dekat. Tapi kalau dilihat dari sudut elang yang sedang terbang yang terlihat adalah semuanya binatang yang akan disantapnya. Begitulah seharusnya kita melihat suku. Suku Batak adalah sukunya Indonesia demikian juga Sunda, Jawa, Madura dan lainnya, semua adalah suku Indonesia,” ucap anggota DPR RI dapil Madura ini.
Menurut Willy masyarakat perlu distimuli untuk makin terbuka terhadap keragaman dan bekerjasama dalam perbedaan. Karena itu program sosialisasi 4 pilar seperti yang dilakukannya harus memiliki variasi lain agar dapat menjadi stimuli untuk menumbuh kembangkan ke-Indonesiaan. “Harus lebih banyak aktivitas sosialisasi yang lebih kreatif agar lebih melibatkan secara aktif. Ini perlu dorongan secara formal agar menjadi kebijakan MPR,” tegasnya.
Ketua FKUB Sidoarjo Idham Cholid dalam penyampaiannya bertema Kerukunan Umat Beragama dan Sendi Persatuan Indonesia, menegaskan bahwa kondisi wilayah daerah sekarang sudah semangat urban.

Disinilah peluang berbagai kemungkinan baik resistensi maupun hal positif.“Dasar titik temu adalah nilai kesepakatan bersama untuk membangun harmoni. Kalau tidak, maka akan muncul resistensi,” ungkap Idham.Menurut Idham, di dalam pengamalan Pancasila dalam menjaga NKRI, maka harus se iring sejalan dengan persatuan. “Langkah ke depan dalam menjaga dan mempertahankan NKRI, Pancasila, adalah konsolidasi yang kuat dalam seluruh level kewarganegaraan,” ungkap Idham Cholid. sp