Zonajatim.com, Sidoarjo – Harlah 1 abad NU baru saja usai digelar dengan meninggalkan ukiran sejarah dan cerita. Sebagai tuan rumah, Sidoarjo sukses menunaikan kewajibannya menjaga dan menjamu jutaan jamaah yang datang dari berbagai penjuru nusantara.
Kesuksesan acara tersebut tidak lepas dari peran semua pihak. 1 abad NU menjadi ladang amal dan sedekah. Lebih dari 4 juta manusia berkumpul ingin menjadi bagian dari sejarah perjalanan NU menuju abad ke 2.
Diperkirakan lebih dari 2 juta nasi bungkus gratis dibagikan. Dari ASN pemda Sidoarjo tercatat tidak kurang dari 400 ribu nasi bungkus dibagikan ke para jamaah. Jumlah tersebut belum termasuk dari PCNU, PDM Muhammadiyah, organisasi keagaamaan lain seperti gereja, hindu da budha, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan swasta, serta masyarakat yang berharap dari keberkahan acara 1 abad NU.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak serta warga Sidoarjo yang begitu ikhlas dan antusiasnya menyambut harlah 1 abad Nahdlatul Ulama. Kepada jajaran instansi Pemkab Sidoarjo, TNI-Polri, instansi vertikal, ormas keagamaan, NU-Muhammadiyah beserta banomnya, organisasi kepemudaan serta pihak-pihak yang turut mensukseskan acara harlah 1 abad NU.“Kepada segenap jajaran forkopimda Sidoarjo kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dukungan sehingga acara harlah 1 abad NU berlangsung sukses. Kepada, organisasi kemasyarakatan, khusunya warga Sidoarjo yang kami cintai, salam takdzim dari kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan apresiasi setinggi-tingginya telah ikut menjadi bagian dari sejarah dengan melayani tamu jamaah yang hadir,” kata Gus Muhdlor.
Secara khusus, Alissa Qotrunnada Wahid, salah satu jajaran ketua tanfidziyah PBNU mengucapkan terima kasih mendalam kepada bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, atas perannya menjadi tuan rumah yang baik bagi jutaan warga NU yang hadir. Gus Muhdlor dinilai sukses melayani dan membuat nyaman nahdliyyin yang hadir ke peringatan satu abad NU. Sebagai tuan rumah, Sidoarjo dinilai bisa memberikan pelayanan dan dukungan untuk suksesnya momentum bersejarah NU, sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
Dalam peringatan 1 abad NU, Sidoarjo memberi ruang yang luas agar Nahdlatul Ulama bisa menunjukkan karakter kuatnya, sebagai organisasi Islam moderat dan multikultural, kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Hal itu salah satunya dengan mendukung suksesnya karnaval budaya nusantara. “Budaya dan seni menjadi salah satu jalan dakwah para Kyai di Nahdlatul Ulama” ujar Alissa Wahid. “Maka kita harus tetap melestarikan budaya Nusantara, yang sesuai dengan kaidah dan norma kemanusiaan. Sebagai jalan dakwah bagi para Ulama,” tambah putri sulung Presiden ke empat Indonesia, Abdurrahman Wahid.
Sidoarjo menjadi saksi sejarah bagi perjalanan NU menuju abad ke 2. Begitu juga dengan sambutan hangat yang luas biasa dari warga Sidoarjo kepada jutaan jamaah warga nahdliyyin juga menjadi bagian dari sejarah yang tidak pernah terlupakan dalam perjalanan NU dan bangsa Indonesia.
Peringatan 1 abad NU dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH.Ma’ruf Amin, Presiden ke 5 Megawati Sekarno Putri, Istri Presiden ke 4 KH. Abdurachman Wahid, Nyai Sinta Nuriyah, Yusuf Kalla mantan Wapres RI, Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf serta para menteri dan gubernur. “Sidoarjo sekarang merupakan salah kota paling bersejarah di Indonesia. Di kota ini baru saja berkumpul jutaan manusia yang disatukan dalam 1 wadah jamiyah Nahdlatula Ulama. Berkumpul dalam satu bingkau menebarkan perdamaian dalam wadah ahlussunah wal jamaah yang dihadiri ratusan tokoh ulama dunia,” terang Gus Muhdlor.
Gus Muhdlor yang merupakan putra KH. Agoes Ali Masyhuri salah satu ulama khos di Jawa Timur itu mengatakan, momen 1 abad NU merupakan momen dimana orang Indonesia menjunjung tinggi toleransi, saling menghargai dan menghormati meski yang datang dari bermacam-macam suku, agama dan budaya.
Ratusan masjid dan musholla, tempat ibadah gereja juga ikut menjadi saksi sejarah harlah 1 abad NU. Tempat- tempat ibadah tersebut dipakai untuk transit jamaah yang datang ke acara 1 abad NU.“Kemarin kita ditampakkan wajah Indonesia dengan beragam suku, agama dan budaya. Meski berbeda suku, golongan namun bisa bersatu tanpa adanya gesekan. Inilah kekuatan bangsa Indonesia,” tambahnya.
“Dan suksesnya acara harlah 1 abad NU karena disana ada kekompakan, keguyuban dan kerukunan. Semua bisa melebur jadi satu dan mengikis ego kelompok dan golongan,” pungkasnya. Sp