Zonajatim.com, Sidoarjo – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa minta agar pelaksanaan vaksinasi tenaga kesehatan (nakes) di kabupaten Sidoarjo bisa selesai lebih cepat. Targetnya vaksinasi warga Jatim selesai akhir tahun 2021.
Pernyataan ini disampaikan Khofifah usai meninjau pelaksanaan vaksinasi nakes di rumah sakit Delta Surya dan Puskesmas Sidoarjo kota, Minggu (31/1/2021).
Gubernur Khofifah juga menegaskan penambahan jumlah tenaga vaksinator di Sidoarjo dari 420 orang bertambah menjadi 890 orang akan membantu dalam percepatan vaksinasi disetiap fasilitas kesehatan.Total 9.898 lebih nakes yang masuk sistem informasi SDM kesehatan, dan sudah 61, 07 persen tenaga kesehatan di Sidoarjo yang sudah divaksin Sinovac.
Ada beberapa nakes yang belum melakukan vaksinasi karena kendala yang dihadapi diantaranya nakes yang sedang hamil dan menyusui.
Gubernur Jatim Khofifah minta vaksinasi nakes di Sidoarjo bisa segera rampung, kemudian dilanjutkan vaksinasi kepada para awak media atau wartawan karena dinilai termasuk garda terdepan dalam memberikan layanan publik.”Vaksinasi di Jawa Timur ini memang kita harus lakukan koordinasi lebih masif lagi, lebih signifikan lagi setelah tahap pertama untuk nakes, tahap kedua untuk semua yang memberikan layanan publik. Saya sudah komunikasi dengan kepala dinas kesehatan Jatim, termasuk di dalamnya yang memberikan layanan publik di garda terdepan adalah teman-teman jurnalis”, terang Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyampaikan kalau pihaknya sudah koordinasi dengan ketua PWI Jawa Timur untuk dimungkinkan pemprov bisa mendapatkan data-data jurnalis untuk bisa dilakukan record supaya kalau nanti masuk di tahap kedua vaksinasi untuk teman-teman jurnalis datanya sudah terecord.
Kunjungan Khofifah ke Sidoarjo juga ingin melihat dan memastikan faskes yang sudah siap, berapa yang sudah jalan. Dari faskes yang sudah jalan bagaimana progresnya, dan yang belum jalan apa masalahnya.
Dari yang sudah masuk di sistem informasi SDM kesehatan tapi gagal divaksin apa kendalanya? Tanya Khofifah. “Tadi antara lain data sudah terekam ternyata penyintas, seperti saya. Lalu ada lagi karena menyusui, lalu ada lagi karena hamil misalnya. Hal-hal seperti ini itu kan sudah harus di replace gitu. Oleh karena itu sekarang manual sistem diberikan ruang oĺeh kementerian kesehatan. Nah sebetulnya sekarang kita bisa menghitung berapa sebetulnya yang tidak dimungkinkan untuk divaksin karena hal-hal tertentu yang tadi yang saya sampaikan”, terang Khofifah.
Lalu penambahan vaksinator, lanjut Khofifah, “saya rasa hampir bertambah dua kali lipat dari yang sekarang total 400 lebih nanti menjadi 800 lebih. Itu pun dari 61 menjadi 131 fasilitas kesehatan (faskes). Padahal di Sidoarjo ini sudah tercatat 192 faskes. Berarti masih ada faskes yang vaksinatornya ini harus segera disiapkan, ini semua untuk mempercepat layanan vaksinasi. Semakin cepat kita lakukan maka kita berharap kekebalan komunitas itu bisa lebih cepat kita wujudkan”.
Khofifah minta kepada kepala dinas kesehatan kabupaten Sidoarjo untuk melakukan daily meeting (evaluasi harian). Daily meeting menjadi penting untuk bisa melakukan monitoring, paling tidak dua minggu pertama pelaksanaan vaksinasi. Pemprov melakukan akan melakukan weakly meeting.
Sementara itu Pj Bupati Hudiyono usai mendampingi kunjungan gubernur Jatim menyampaikan pihaknya akan mengoptimalkan tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk penambahan vaksinator.”Kuncinya ada di penambahan jumlah vaksinator. Ibu gubernur minta setiap fasilitas kesehatan harus ada vaksinatornya dan kita akan percepat itu. Berikutnya evaluasi harian juga kita lakukan, nakes yang tidak bisa melakukan vaksinasi karena terkendala akan kita replace”, ujarnya. Gra