Zonajatim.com, Sidoarjo – DPRD Sidoarjo akhirnya mengajak hearing perwakilan warga Krian yang sempat demo dan mahasiswa, Dinas Kesehatan (Dinkes) serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya di ruang rapat Paripurna DPRD Sidoarjo, Jumat (18/2/2022).
Rapat hearing tersebut dipimpin Ketua Komisi D, Dhamroni Chudlori didampingi para Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Bambang Riyoko dan Kayan itu digelar sebagai tindak lanjut dari aksi warga Krian dan mahasiswa ke DPRD Sidoarjo, Rabu (16/2/2022). Anggota komisi D yang hadir antara lain Kasipah dari PDIP, Hj Mimik Idayana dari Partai Gerindra, Hj Ainun Jariyah dan Abdilah Nasih dari PKB, Bangun Winarso dari PAN, kemudian anggota dewan dari Krian Sudjalil dari PDIP dan Pujianto dari PKB.
Dalam rapat itu, Wakil Ketua DPRD Sidoarjo M Kayan dan anggota dewan lainnya memprotes Perbup yang menetapkan nama RSUD Krian bukan RSUD Sidoarjo Barat. Oleh karena dia dan anggota dewan yang lain mendesak agar nama RSUD Krian diganti nama dengan RSUD Sidoarjo Barat. “Kita ini sudah lama memperjuangan pembangunan RSUD Sidoarjo Barat sekaligus untuk memberikan layanan bagi warga lima kecamatan di Sidoarjo Barat,” katanya.
Dikatakan, RSUD baru itu, selain melayani warga Kecamatan Krian, juga melayani warga Kecamatan Balongbendo, Prambon, Tarik dan Kecamatan Wonoayu yang merupakan bekas (eks) wilayah Kawedanan Krian.”Kami hanya mengingatkan Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo agar Perbup RSUD Krian ini diubah menjadi RSUD Sidoarjo Barat lagi. Karena rencana pembangunan RSUD Sidoarjo Barat kami (anggota DPRD Sidoarjo) berdarah-darah. Karena awalnya bakal dibangun dengan sistem KPBU. Akhirnya sekarang bisa dibangun dengan APBD agar rumah sakit tidak menanggung beban hutang ke pihak ketiga,” ujar Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Kayan.
Selain itu, lanjut Kayan yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Sidoarjo itu pergantian nama RSUD Krian menjadi RSUD Sidoarjo Barat itu agar tidak ada dikotomi di tengah warga Sidoarjo barat.”Bisa jadi kalau hari ini yang demo warga Krian, bisa jadi besok yang demo warga Prambon, Tarik, Balongbendo atau warga Wonoayu. Karena persoalan nama itu mempersempit kesempatan warga Sidoarjo Barat mendapatkan layanan kesehatan,” ungkapnya.
Kabag Organisasi Pemkab Sidoarjo, Arief Mulyono menegaskan jika nama RSUD seharusnya diberi nama pahlawan dari kalangan dokter. Hal ini lantaran mininya nama dokter itu, akhirnya dipakai nama berdasarkan keberadaan RSUD itu.”Akhirnya dipilih menjadi nama RSUD Krian itu. Karena lokasinya berada di Krian,” katanya.
Sementara itu, untuk melayani kesehatan warga Sidoarjo Barat butuh sekitar 900 sampai 1.000 orang tenaga kerja agar RSUD Sidoarjo Barat (Sibar) bisa benar-benar berfungsi menjadi Rumah Sakit Tipe C. Sedangkan rekruitmen yang dilakukan saat ini untuk mengejar target launching pada awal Maret mendatang.“Dengan hanya 145 orang itu setidaknya RSUD Sibar sudah bisa membuka layanan rawat jalan dan IGD (Instalasi Gawat Darurat-red) saja. Sedangkan lain-lainnya akan dilakukan bertahap,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman.
Rencananya 145 Tenaga Harian Lepas (THL) itu, bakal mengisi kebutuhan awal 309 pegawai RSUD Krian yang bakal disoft launching pada bulan Maret 2022 mendatang itu.
Dikatakannya, nantinya RSUD Sibar ini akan membuka 10 layanan poli rawat jalan, layanan operasi dan juga rawat inap berkapasitas 154 tempat tidur. Selain itu juga ada laboratorium dan juga apotek dan fasilitas pendukung lainnya sebagaimana stardar rumah sakit tipe C. “Karena itu jangan khawatir. Masih akan dibuka lowongan berikutnya. Masih banyak,” katanya.
Sedang kebutuhan personel non medis yang akan segera direkrut adalah tenaga kebersihan dan juga keamanan. Hanya saja pemenuhannya akan diserahkan pada pihak ketiga yang saat ini masih dalam proses lelang tender.“Insyaallah akhir Pebruari ini atau awal Maret sudah ada pemenangnya. Kalau perlu nanti di kontrak kerjanya akan kami cantumkan persyaratan khusus, pekerjanya harus diambil dari warga Krian,” ujar Drg Syaf.
Sedangkan terkait proses rekruitmen yang dilakukannya saat ini diikuti 8.848 pelamar dari berbagai daerah. Namun yang terbanyak tetap dari Sidoarjo sendiri, termasuk warga pemegang KTP Krian. Dari jumlah itu lebih dari 1900 telah memenuhi standar administrasi yang disyaratkan panitia seleksi. Sp