Zonajatim.com, Jakarta – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bakal memberikan penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka bagi masyarakat yang melakukan gerakan pembudayaan gemar membaca.
Penghargaan tersebut akan diberikan pada malam apresiasi Gemilang Perpustakaan Nasional 2022 di Jakarta, Senin (14/11/2022).
Sebanyak delapan kategori terbaik akan mendapatkan penghargaan tertinggi Nugra Jasa Dharma Pustaloka dalam Kategori tersebut antara lain kategori pejabat publik, tokoh masyarakat, pegiat literasi, media massa, jurnalis, pelestari naskah kuno, buku (pustaka) terbaik, dan lifetime achievement. “Penghargaan diberikan kepada perseorangan, kelompok maupun lembaga yang telah berhasil memprakarsai, mendorong, maupun melakukan kegiatan gerakan pembudayaan kegemaran membaca dan literasi di Indonesia,” kata Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Syarif Bando menambahkan, saat ini paradigma perpustakaan telah berubah dan fokus pada transfer pengetahuan. Perpustakaan bukan lagi tempat kumpulan buku-buku, tetapi harus menjadi tempat transfer pengetahuan dengan prinsip perpustakaan menjangkau masyarakat.”Dalam pengembangan dan pembinaan kegemaran membaca, katanya, perpustakaan menjalankan program terkait pengembangan budaya literasi,” katanya.
Ia menambahkan, salah satunya inovasi layanan Perpustakaan Nasional melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam mendidik pelaku kewirausahaan bagi masyarakat termarjinalkan.
Saat ini, lanjutnya, Perpustakaan Nasional sedang menyusun konten terapan potensi lokal seluruh kabupaten/kota di Indonesia sebagai referensi dan tutorial bagi masyarakat. Rencananya, konten potensi lokal disajikan secara digital sehingga mudah diakses masyarakat dan diluncurkan pada awal Januari 2023.“Literasi memiliki makna bentuk kedalaman pengetahuan seseorang pada ilmu pengetahuan tertentu yang diperoleh dari kegiatan membaca yang kemudian ditransformasikan dalam kegiatan produktif yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan kesejahteraan,” katanya.
Ia menambahkan, terdapat lima tingkatan literasi. Pada tingkatan pertama, literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, berhitung, dan pembentukan karakter. Tingkatan kedua, literasi adalah kemampuan mengakses bahan bacaan terjangkau yang akurat, terkini, terlengkap, dan terpercaya.Pada tingkatan ketiga, literasi adalah kemampuan memahami yang tersirat dan tersurat. Pada tingkatan keempat, literasi adalah kemampuan melakukan inovasi dan kreativitas sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi informasi.
Pada tingkatan kelima, literasi menyoal kemampuan memproduksi barang/jasa yang dapat digunakan dalam kompetisi global.”Jadi pada tingkatan terakhir, bangsa yang memiliki literasi bukan hanya menjadi konsumen, tapi produsen,” katanya.
Hal itu, katanya, yang menjadi konsep transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.Ia mengatakan masyarakat diajak berpikir kreatif, inovatif, dengan kemampuan yang dimiliki sehingga mampu menjadi solusi atas ketidakberdayaan ketika menghadapi situasi sulit semasa pandemi covid-19. Jok