Zonajatim.com, Sidoarjo – Sejumlah elemen masyarakat kembali bergerak dalam menyikapi perkara korupsi Sidoarjo yang menyeret Bupati Gus Muhdlor sebagai tersangka KPK. Sikap mangkir Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak segera menangkap, telah melahirkan aksi demo puluhan aktivis tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Sidoarjo (KMSS) dan Gerakan Masyarakat Bersatu Anti Korupsi (GMBAK) dan elemen lainnya.
Dengan orasi berapi-api mereka menggelar aksi demo di depan Pendapa Delta Wibawa Kab. Sidoarjo, Senin (6/5/2024). Ini merupakan aksi demo kali empat dilakukan kalangan aktivis Sidoarjo dalam menyikapi perkara korupsi penyunatan dana insentif pajak di Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Pemkab Sidoarjo.
Sebelumnya mereka melakukan aksi sama sejak awal dugaan korupsi ini dibongkar, menyusul operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam penanganan perkara ini, pihak KPK untuk sementara mengamankan AS dan SW. Sedangkan Gus Muhdlor yang juga ditetapkan tersangka sampai hari ini belum juga ditahan.
Dua kali dipanggil KPK guna kepentingan penyidikan, Gus Muhdlor mangkir. Pertama alasan sakit, lalu saat mangkir ke dua, tanpa ada penjelasan alasannya.
Dalam aksinya mereka saling bergantian berorasi dengan semangat yang menggebu-gebu, seperti Anggi, Nanang Romi, Nadia dll. Mereka juga memanjat pagar pendapa guna menempelkan beberapa spanduk bertuliskan berbagai kalimat sebagai representasi dari tuntutan dalam aksi tersebut. Pendemo juga memasang gembok pada pagar pendapa tersebut. Juga diwarnai aksi penggalangan ‘uang recehan’.“Sidoarjo butuh bupati yang jujur.
Tidak peduli siapapun. Apakah anak kiai, dipanggil gus. Kami tidak peduli gus-gusan atau orang punya duit. Pokoke kalau korupsi harus diproses hukum. Harus minggir dari bumi Sidoarjo,” kata Hariyadi Siregar, yang dikenal sebagai aktivis senior di Sidoarjo.
“Kami menuntut KPK segera tangkap paksa Bupati Sidoarjo dalam perkara korupsi itu,” tambah Dimas Yemahura, Wakil Koordinator KMSS yang juga Ketua LBH Damar Indonesia.
Mangkirnya bupati sampai kedua kali ini merupakan penghinaan terhadap KPK. Semestinya harus datang, apalagi kalau merasa tidak bersalah, jelaskan bahwa tuduhan korupsi itu tidak benar. Ojok malah ngilang, tidak memenuhi panggilan KPK, tegasnya.
Dengan mangkir Gus Muhdlor atas panggilan KPK sampai kali kedua ini, ujar Dimas, tentu melahirkan keprihatian bagi masyarakat Sidoarjo. Merasa malu dengan perilaku pemimpin seperti itu. “Saya minta KPK bersikap lebih tegas jangan memble. Karena sudah mangkir dua kali, KPK harus turun ke Sidoarjo. Cari bupati Gus Muhdlor, lalu tangkap dan bawa ke Jakarta. Jangan diberi kesempatan lagi,” tegasnya. Zn