Zonajatim.com, Bangkalan – Lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan mendapatperhatian serius pemerintah provinsi (pemrov) hingga pusat. Buktinya, MenteriKesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito, dan Gubenur Jatim Khofifah IndarParawansa datang ke Kota Salak untuk mengetahui sejauh mana upaya tim gabungandalam memutus persebaran Covid-19.
Menkes, kepala BNPB, dan gubernur Jatim mendatangi beberapa lokasi di Bangkalan.Yaitu, Puskesmas Kecamatan Kota Bangkalan, posko pemberlakuan pembatasankegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di Perumahan Griya Abadi, dan RSUDSyamrabu. Selama di Bangkalan, rombongan didampingi Bupati Abdul Latif AminImron.
Kepala BNPB Ganip Warsito menyatakan, kedatangannya ke Kota Salakuntuk mendampingi penanganan kasus Covid-19 yang melonjak. Salah satu upayayang perlu dimaksimalkan, kata dia, peran dan fungsi posko PPKM mikro. ”Karenaposko ini punya tugas dan fungsi melakukan pencegahan. Antara lain, penegakanprokes. Jadi, bumper pertama supaya tidak sakit, menggunakan masker,” katanya.
Menurut dia, konsistensi penggunaan masker oleh masyarakat juga sangat penting.Sebab, dengan menggunakan masker, kemungkinan terpapar Covid-19 sangat kecil,sekitar 5 persen. ”Sementara 95 persen lainnya sudah terlindungi,” kata jenderal alumniAkademi Militer (Akmil) 1986 itu.
Jenderal kelahiran Magelang itu berharap seluruh tokoh masyarakat berperan dalampenerapan prokes. Terutama di daerah yang dianggap sebagai episentrum persebaranCovid-19. Misalnya, di Kecamatan Arosbaya, Klampis, dan Kota Bangkalan.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, salah satu upaya yangdilakukan pemerintah untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Bangkalan adalahmemberikan perhatian penuh pada rumah sakit. Baik dari sisi sarana dan prasarana(sarpras), sumber daya manusia (SDM), mauun obat-obatan.
Dia menambahkan, RSUD Syamrabu merupakan satu-satunya rumah sakit rujukanCovid-19 di Bangkalan yang saat ini kapasitasnya sempat penuh. Karena itu, pasienyang datang diurai dan dikirim ke beberapa rumah sakit yang ada di Surabaya.
Keterbatasan tempat tidur di RSUD Syamrabu teratasi.
Pemerintah pusat akan men-support tenaga dokter dan perawat di rumah sakit milik Pemkab Bangkalan tersebut.”Untuk nakes yang akan diperbantukan masih dikoordinasikan dengan manajemenRSUD Syamrabu. Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Kami juga akan bicaradengan pusat pendidikan tenaga kesehatan di Surabaya supaya mengirim nakes-nakesnya (ke Bangkalan, Red),” tambahnya.
Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah adalah mempercepat vaksinasi. Diaberjanji akan men-dropping 10–20 ribu vaksin di Kota Salak. Langkah itu untukmemperkuat antibodi masyarakat supaya tidak mudah terpapar Covid-19.Sadikin mengaku telah menerima informasi nakes yang juga terpapar Covid-19. Karenaitu, pemerintah menjamin pelayanan terbaik untuk para pejuang Covid-19 yang turutterpapar. ”Nanti jika ada (nakes, Red) yang kena, minta tolong bu gubernur untuklangsung dirujuk ke Surabaya,” pesannya.
Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah mengindetifikasi daerah-daerah yang rumah sakitnya bed occupancy ratio (BOR) di atas 80 persen. Dia mintaagar rumah sakit yang BOR-nya banyak melakukan pengurangan, ”Secara teknis, tidakboleh ada rumah sakit yang bornya di atas 80 persen (menerima pasien, Red) harusdirujuk,” ingatnya.
RSUD Syamrabu di-back-up enam rumah sakit penyangga. Dua di antaranya milikPemprov Jatim. Yaitu, RSUD dr Soetomo dan RSUD Haji. Sementara empat sisanyaRS Unair, RS PHC, RS Adi Husada, dan RS Al Irsyad. ”Rumah Sakit dr Soetomoalatnya sangat lengkap, dokternya komplet, BOR-nya juga rendah sehinggamemungkinkan dijadikan rujukan utama. Jangan sampai RSUD Syamrabuoverkapasitas,” imbuhnya.
Pada momentum Lebaran Idul Adha nanti, sambung Khofifah, ada tradisi toron yangbiasa dilakukan oleh masyarakat Madura. Karena itu, dia mengimbau tradisi tahunan ituuntuk sementara tidak dilaksanakan. Dengan begitu, upaya percepatan penangananCovid-19 yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia. ”Suasana saat ini tidak cukupkondisif untuk berkerumun. Kita harap semuanya sehat dan Covid-19 bisa dikendalikandengan baik,” tegasnya.
Dikonfirmasi di tempat terpisah, Direktur RSUD Syamrabu Nunuk Kristiani mengatakan,upaya pemenuhan sarpras dan nakes yang dilakukan pemerintah pusat dan provinsiakan membantu institusinya. Apalagi, jumlah pasien Covid-19 terus berdatangan.”Paling banyak dari Kecamatan Klampis dan Arosbaya. Kita terima bantuan obat-obatan dan APD,” katanya.
Dia menerangkan, saat ini terdapat 93 pasien Covid-19 yang dirawat di RSUDSyamrabu. Sebagian ada yang dirujuk ke rumah sakit penyangga di Surabaya. Rata-rata yang dirujuk adalah pasien dengan kondisi sudah berat. Dalam sehari, RSUDSyamrabu pernah merujuk empat pasien ke Surabaya.”Kami kekurangan dokter dan perawat. Salah satunya, dokter spesialis radiologi,anestesi, dan paru. Saat inipihaknya terus berkomunikasi dengan berbagai rumah sakitdi Jatim untuk menugaskan nakes ke RSUD Syamrabu. Karena pasiennya banyak,kami butuh dokter anestesi,” imbuhnya.
Bupati Bangkalan Abdul Latih Amin Imron kepada JPRM mengatakan, berbagai upayadilakukan pemerintah untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Bangkalan. Diantaranya, penambahan tempat tidur di RSUD Syamrabu, sosialisasi, penyemprotandisinfektan, dan lainnya. Bahkan, dilakukan penyekatan di akses Suramadu danPelabuhan Kamal mulai Senin (8/6).
”Dari 1.364 yang di-rapid antigen, 28 orang dinyatakan reaktif. Namun setelah dilakukanswab PCR, terdapat delapan orang terkonfirmasi positif. Kehadiran Pak Menkes, kepalaBNPB, dan gubenur menjadi motivasi bagi kami untuk mengoptimalkan tugas SatgasCovid-19 Bangkalan,” imbuhnya.
Di sisi lain, pakar imunologi Universitas Airlangga (Unair) M. Atoillah menyampaikan,Institute of Tropical Disease (ITD) menemukan adanya pasien positif asal Bangkalanyang terpapar Covid-19 varian baru. Yakni, varian B1.1.7 atau asal Inggris.Atoillah menjelaskan, varian B1.1.7 tidak jauh berbeda dengan Covid-19 yang sudahada. Namun, dalam hal kecepatan persebaran, varian B1.1.7 tersebut lebih cepatmenularkan virus kepada orang lain. ”Sekitar 40–90 persen persebarannya jauh lebihcepat,” katanya.
Menurut dia, uji laboratorium yang dilakukan bersifat sampling. Dengan demikian, tidaksemua pasien positif Covid-19 asal Bangkalan diuji spesimennya untuk menemukanvarian virus baru tersebut. ”Mengingat sifat yang dipersyaratkan mudah, sangatmustahil semua spesimen akan diuji,” tandasnya. ra