Zonajatim.com, Sidoarjo – Testing Covid-19 yang dilakukan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilakukan Pemkab Sidoarjo ternyata gagal penuhi target yang ditetapkan bupati.
Dalam Surat Edaran bernomor 440/5720/438.1.1.3/2021 tanggal 3 Juli 2021 lalu, bupati Achmad Muhdlor Ali mematok target 4.975 tes perhari karena positivity rate di kabupaten Sidoarjo saat ini mencapai 39%.
Kegagalan tersebut diungkapkan Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (PC LKNU) Sidoarjo yang menyebutkan mulai 5 sampai 28 Juli 2021, pemkab baru melakukan 9.615 kali rapid tes dan 4.275 kali rapid test PCRIni belum termasuk tracing yang idealnya dilakukan pada 15 orang dari setiap orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan jumlah penambahan jumlah pasien positif kemarin (Rabu, 28 Juli 2021) mencapai 453 orang sehingga jumlah warga Sidoarjo yang terkonfirmasi positif sampai kemarin sebanyak 19.831 orang.“Dari situ bisa dilihat bahwa penambahan konfirmasi positif harian di Sidoarjo tidak berimbang jika dibandingkan jumlah tes harian yang dilakukan,” jelas Sekretaris PC LKNU Sidoarjo, Badruzzaman, Kamis (29/7/2021).
Badruz menambahkan, dalam penanganan Covid-19 ini Pemkab Sidoarjo selayaknya belajar dari India. Negara Hindustan itu mampu bangkit dan mengatasi tsunami pandemi ini dengan melakukan gerakan frontal. Diantaranya melakukan testing besar-besaran hingga 2 juta orang per hari.
Vaksinasi juga dilakukan begitu masif sampai 8 juta orang setiap harinya. “Selain itu prokes (protokol kesehatan-red) juga dilakukan secara ketat ditambah Pembatasan Sosial berlevel Lockdown,” imbuh aktivis di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan itu.
Badruz menandaskan bahwa dibutuhkan keseriusan pemerintah dan semua komponen masyarakat untuk memerangi wabah Covid-19. “Masyarakat harus mau benar-benar membatasi mobilitasnya dan melakukan prosedur prokes dengan ketat,” tambah Badrus.
Sedangkan Pemkab mesti melakukan testing dan tracing sebanyak-banyaknya serta gerakan vaksinasi secara masif. Bagi yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) harus segera diisolasi, baik di rumah maupun shelter milik Pemkab. Sementara yang kondisi kesehatannya tergolong sedang dan berat harus segera mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Rujukan.
“Kalau nggak cukup, ya segera bangun, siapkan alat kesehatannya sekaligus dengan tenaga kesehatan serta seluruh piranti yang dibutuhkan. Kalau arah kebijakan Pemkab terkait hal ini jelas dan clear, saya kira nggak perlu ada anggota DPRD yang harus sampai gebrak meja. Tapi pertanyaannya kenapa koq nggak jalan. Sudahlah, jangan ada dusta diantara kita,” pungkas Badrus.
Kegagalan target tracing Covid-19 diakui oleh Wabup Sidoarjo Subandi. “Saya akui tracing kita memang agak rendah. Padahal kalau tracing ini tidak dilakukan maka masalah pandemi Covid-19 ini tidak akan selesai,” tandas Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi.
Menurut Wabup Subandi, pihaknya sudah menggelar pertemuan secara daring dengan para kepala desa dan camat untuk membahas persoalan ini. “Saya kepingin tracingnya dilakukan di tingkat RT atau RW,” ujar politisi yang akrab dengan panggilan Cak Bandi itu.
Dengan cara itu pihaknya akan mampu melakukan deteksi dini terhadap warga yang terinfeksi virus tersebut sehingga bisa melakukan langkah-langkah cepat untuk meminimalisir terjadinya penularan yang lebih luas. Oleh karena itu minta posko-posko relawan Covid-19 di tingkat desa segera melakukan koordinasi dengan pengurus RT dan RW untuk mendata warganya yang terindikasi terinfeksi virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut. “Saya tidak mau ada warga OTG (Orang Tanpa Gejala-red) yang tidak tertangani dengan baik. Apalagi sampai tinggal di rumah tanpa pendampingan. Sebaiknya mereka dibawa ke shelter-shelter isolasi yang ada di desa, kecamatan atau di tingkat Kabupaten,” kata Wabup yang juga ketua DPC PKB Sidoarjo itu.
Sedangkan terkait ketersediaan vaksin Covid-19, Wabup mengatakan saat ini sudah habis. “Yang kemarin kita sebar di Puskesmas-Puskesmas itu stok lama. Kemarin Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman-red) bilang ke saya kalau sudah habis dan belum ada kiriman lagi dari pusat,” imbuhnya. Sp