Zonajatim.com, Sidoarjo – Selama ini, Belimbing Wuluh dikenal sebagai pelengkap sayur. Namun, di tangan 10 ibu-ibu kelompok Karsa Rasa PKK RT 24 Sukodono Town House Desa Pekarungan Sukodono Sidoarjo Belimbing Wuluh diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis lebih.
Sejumlah ibu-ibu mengupas belimbing wuluh menggunakan pisau. Dengan cekatan, mereka lantas memasukkan belimbing wuluh yang sudah dikupas ke sebuah panci berisikan air mendidih.
Tak lama kemudian, rebusan air itu menguning. Mereka lantas mematikan kompor. Air rebusan disaring dan dimasukkan ke dalam wadah air minum. Setelah air rebusan dingin, dengan penuh kehati-hatian, air dimasukkan ke dalam botol kemasan.
Kegiatan ini rutin dilakukan ibu- ibu kelompok Karsa Rasa PKK RT 24 Sukodono Town House Desa Pekarungan Kecamatan Sukodono Sidoarjo Ya, ibu-ibu rumah tangga ini memang sedang mengembangkan sari minuman dari Belimbing Wuluh. Namun, masih dipasarkan secara terbatas.
Ny Ita salah satu anggota kelompok Karsa Rasa PKK RT 24 Sukodono Town House Desa Pekarungan Sukodono mengungkapkan, ide awal membuat sari minuman Belimbing Wuluh ini setelah melihat buah belimbing wuluh yang jatuh berserakan di tanah sekitar perumahan sekitar setahun lalu. “Kami kemudian berpikir buah ini bisa dibuat minuman Belimbing Wuluh, makanya kami langsung membuatnya dan jadilah minuman kesehatan,” katanya saat menerima kunjungan Tim Abdimas Fakultas Sains dan Teknologi Umsida Sidoarjo, Rabu (8/3/2023).
Minuman belimbing wuluh yang diberi merk Beliloh yang artinya Belimbing Wuluh ini kemudian dipasarkan ke sekitar desa dan banyak peminatnya. “Kemasannya berbentuk botol seperti air mineral harga perbotol ukuran 200 ml Rp 3.500,” katanya.
Selama ini menurutnya, Belimbing Wuluh dibuat sayur. Pembuatan sari minuman Belimbing Wuluh bertujuan agar masyarakat yang tidak suka sayur tetap bisa mengonsumsinya dalam bentuk berbeda. “Dan khasiat minuman belimbing wuluh ini untuk penyakit diabetes dan menurunkan tekanan darah tinggi,” paparnya.
Harga per buah dijual 120ml hrg Rp 1500, 200ml hrg Rp 3500, 350ml hrg Rp 6500, 1lt hrg Rp 18.000. Karena belum memiliki hak paten, maka produk sari minuman ini masih alami dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Namun dalam waktu dekat, pihaknya berencana untuk memasarkannya lebih luas.
Diakuinya, sari minuman ini belum keluar ijin resmi, tapi sudah diurus untuk ijin BPOM dan Dinkes. Selain itu, katanya pihaknya sudah mendapat sertifikat uji laboratorium dari Umsida bahwa produk minuman sirup belimbing wuluh ini aman dikonsumsi. “Kami merasa terbantu dengan hasil uji laboratorium Umsida karena menambah percaya diri untuk mengurus ijin ke Dinkes maupun BPOM serta sertifikasi halal Depag,” kata Ny Ita.
Mahfud dari tim pengabdian masyarakat (Abdimas) Fakultas Saints Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membenarkan bahwa produk minuman belimbing wuluh yang diproduksi ibu-ibu Karsa Rasa PKK RT 24 Sukodono Town House Desa Pekarungan Sukodono ini sudah diuji laboratorium dan hasilnya bagus untuk dikonsumsi masyarakat.
“Kami tertarik dengan produksi ini setelah kami diundang oleh Dinkop Sidoarjo untuk pendampingan UMKM yang mendapat bantuan dana hibah KURMA, ini produk yang memiliki potensi untuk dikembangkan, apalagi ini dikerjakan oleh ibu-ibu guna meningkatkan ekonomi rumah tangga, makanya kami lakukan uji laboratorium dan pendampingan pengembangannya, ini produk minuman yang fungsional karena bisa menurunkan tekanan darah tinggi maupun diabetes,” katanya.
Menurut Mahfud, uji laboratorium dari Fakultas Sains dan Teknologi Umsida tidak lain untuk meningkatkan kualitas minuman yang di produksi oleh ibu-ibu PKK RT 24 Sukodono Town House. “Ini juga bisa menjadi daya tarik bersaing produk sejenis lainnya,” paparnya. sp